

Wamena, Patroli e-news Festival budaya Lembah Baliem kembali digelar dengan megah tahun ini dan mencetak sejarah baru Tidak hanya mencatatkan rekor jumlah pengunjung terbanyak sepanjang penyelenggaraan.
Juga mencatatkan Rekor MURI ( Museum Rekor Dunia Indonesia) untuk penampilan 1500 pemain musik tradisional Pikon dan penari Etai yang tampil secara bersamaan. Acara dibuka secara resmi okeh Bupati Jayawijaya Athenius Murip yang didampingi wakil Bupati Ronny Elopere, wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol dan tokoh masyarakat Papua Maximus Tipagau. Kehadiran para pemimpin daerah dan tokoh masyarakat tersebut menjadi bukti dukungan penuh terhadap pelestarian budaya Papua dan penguatan citra Papua di mata dunia.
Ribuan wisatawan lokal dan mancanegara memadati Wamena, kabupaten Jayawijaya, menjadikan Festival ini sebagai salah satu perhelatan budaya terbesar ditanah Papua. Wisatawan yang hadir dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, serta beberapa warganegara dari Eropah, kehadiran mereka menjadi bukti nyata bahwa daya tarik budaya Papua telah menembus batas geografis dan menjadi perhatian dunia internasional.
Antusiasme masyarakat Papua pun sangat luar biasa, jutaan warga dari berbagai penjuru Papua, termasuk suku suku adat yang turut berpartisipasi dalam pertunjukan budaya berkumpul dan memenuhi area festival selama beberapa hari penyelenggaraan.
Maximus Tipagau, yang juga dikenal sebagai MAXIMUS GLADIATOR PAPUA menyampaikan bahwa festifal lembah Baliem merupakan aset budaya yang harus dijaga dan dikembangkan dengan tujuan mengenalkan Papua ke seluruh Dunia.
UMKM dan Ekonomi lokal terdorong signifikan dengan tingginya angka kunjungan membawa dampak positif langsung bagi perekonomian lokal, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah ( UMKM) merasakan lonjakan permintaan yang signifikan. Baik pedagang pasar tradisional maupun pelaku usaha yang membuka stand disekitar lokasi acara semuanya mengalami pendapatan drastis. Produk lokal seperti kerajinan tangan, kuliner khas Papua, pakaian adat, hingga souvenir budaya laris manis diburu wisatawan.
Banyak wisatawan asing terlihat antusias berinteraksi langsung dengan pada pengrajin lokal, membeli produk buatan tangan sambil mendalami filosofi dan nilai budaya yang terkandung dalamnya.
Festifal yang terus berkembang pertama kali diselenggarakan pada tahun 1989 sebagai upaya memperkenalkan budaya suku Dani, Lani, dan Yali ke publik nasional dan internasional hingga festifal lembah Baliem kini telah menjadi iKON budaya Papua yang mendunia. Setiap tahun festival ini menampilkan berbagai atraksi budaya seperti perang adat, tarian tradisional, musik lokal, pameran kerajinan, pawai budaya, dan kuliner khas Papua.
Dan pada tahun ini penyelenggara menghadirkan program khusus seperti lokarkarya budaya dan diskusi interaktif dengan tokoh adat dan akademisi lokal. Menurut data panitia, jumlah pengunjung tahun ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikan nya sebagai tahun dengan capaian tertinggi dalam sejarah festival lembah Baliem.
Harapan kedepan dengan keberhasilan tahun ini, pemerintah daerah Jayawijaya bersama pemerintah provinsi Papua pegunungan berkomitmen untuk mengembangkan festival lembah Baliem secara berkelanjutan. Diharapkan kedepan festival ini semakin memperkuat posisi Papua dalam peta pariwisata dunia, menjadi wadah pelestarian budaya, dan sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.
“Festival ini adalah bentuk perhatian nyata dari pemerintah pusat dan daerah kepada masyarakat budaya. FBLB bukan hanya ajang seni, tapi juga bukti bahwa kita bangga, peduli, dan siap mewariskan kekayaan budaya Lembah Baliem kepada generasi mendatang.” Atenius Murip, SH, MH Bupati Jayawijaya.
