

Patrolienews Manado, 20 Juni 2025 Dunia catur Sulawesi Utara (Sulut) bersiap menyambut gelaran bergengsi, PDAM CHESS OPEN 2025. Lebih dari sekadar turnamen, ajang ini dirancang sebagai fondasi pengembangan ekosistem catur daerah secara jangka panjang.
Aswin Kasim, Ketua Panitia Penyelenggara sekaligus Wakil Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Sulut, menegaskan komitmen tersebut. “PDAM CHESS OPEN 2025 adalah titik mula dari upaya menghidupkan kembali denyut kompetisi catur di Sulawesi Utara,” tegas Aswin.
Ia menjelaskan, fokus panitia tidak hanya pada penyelenggaraan turnamen semata, tetapi juga pada penyiapan sistem pemantauan bakat dan pembinaan berkelanjutan bagi atlet-atlet potensial yang teridentifikasi.
“Kami akan menjadikannya agenda tahunan yang terintegrasi dengan kalender resmi Percasi, sehingga proses pembinaan tidak terputus dan bakat-bakat muda dapat terus berkembang melalui jalur yang benar,” tandasnya.
Terbuka untuk Semua Kategori
Berdasarkan informasi panitia, turnamen ini bersifat inklusif, terbuka untuk seluruh kategori pemain.
Mulai dari atlet pelajar, junior, senior, hingga Master Nasional dapat turut bersaing. Hal ini menunjukkan upaya menjaring bakat dari berbagai tingkatan usia dan keahlian.
Standar Internasional dan Sportivitas
PDAM CHESS OPEN 2025 akan mengadopsi sistem pertandingan berstandar *FIDE (Fédération Internationale des Échecs)*, badan pengatur catur dunia.
Sistem ini dirancang untuk menciptakan kompetisi yang *ketat namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas*.
Kolaborasi untuk Masa Depan
Gelaran ini merefleksikan komitmen kuat dan visi jangka panjang dari para pemangku kepentingan, terutama *PDAM Kota Manado* dan *Percasi Sulut*.
Mereka tidak sekadar menyelenggarakan lomba, tetapi menanam benih bagi kemajuan catur di kawasan timur Indonesia.
Lebih dalam lagi, turnamen ini menjadi contoh nyata peran aktif “dunia usaha dalam mendorong pembangunan karakter bangsa” melalui jalur non-formal seperti olahraga catur.
PDAM CHESS OPEN 2025 diharapkan bukan hanya ajang unjuk strategi di atas papan 64 petak, melainkan juga simbol kemajuan *kolaborasi sinergis antara industri, komunitas, dan olahraga* menuju masa depan Indonesia yang lebih berdaya saing dan berbudaya.
Dengan segala dinamika dan potensi yang mengiringinya, turnamen ini diproyeksikan menjadi momentum penting dalam peta pengembangan catur nasional, khususnya dari Sulawesi Utara.
Sandy
