Nganjuk- patroliE-news.com
Rutan Kelas IIB Nganjuk bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk, Puskesmas Nganjuk, serta Tirta Medical Center (TMC) melaksanakan kegiatan Skrining Active Case Finding (ACF) melalui pemeriksaan Chest X-Ray (CXR) dalam rangka penemuan dini kasus Tuberculosis (TBC) bagi para tahanan dan narapidana pada tahun 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional penanggulangan TBC dengan dukungan penuh dari Global Fund (GF) yang bertujuan mempercepat eliminasi TBC di Indonesia. Melalui metode ACF dengan CXR, deteksi dini dilakukan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang berisiko tinggi terpapar TBC, mengingat kondisi hunian yang padat menjadi salah satu faktor risiko penularan penyakit tersebut.
Sebanyak 373 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Kelas IIB Nganjuk mengikuti kegiatan skrining yang meliputi tahapan wawancara gejala, pemeriksaan fisik, dan radiologi dada (Chest X-Ray). Berdasarkan hasil pemeriksaan, seluruh WBP dinyatakan negatif TBC. Hasil ini menjadi kabar gembira sekaligus bukti bahwa kondisi kesehatan warga binaan Rutan Nganjuk terjaga dengan baik, berkat komitmen bersama dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Kegiatan berjalan dengan lancar dan tertib dengan dukungan tenaga medis dari Puskesmas Nganjuk dan Tirta Medical Center, serta pengawasan langsung petugas kesehatan Rutan Nganjuk. Kepala Rutan Kelas IIB Nganjuk menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan kegiatan ini.
“Alhamdulillah, hasil skrining menunjukkan seluruh WBP negatif TBC. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus menjaga pola hidup bersih dan sehat di lingkungan rutan serta berkomitmen mendukung program pemerintah dalam eliminasi TBC,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya kegiatan Skrining ACF dengan CXR terhadap 373 WBP yang seluruhnya menunjukkan hasil negatif TBC, diharapkan Rutan Kelas IIB Nganjuk dapat terus menjadi lingkungan pemasyarakatan yang sehat, bersih, dan bebas dari penyakit menular, sekaligus turut mendukung terwujudnya Indonesia Bebas TBC Tahun 2030.
Tarmadi kohtier
