

Patroli e-news Likupang Kabupaten Minahasa Utara
Hampir setiap hari unjuk rasa menentang eksploitasi emas PT MSM/PT TTN di hulu sungai Marawuwung dilakukan warga desa desa di lingkar tambang.
Seperti pernah beberapa kali diberitakan sebelumnya pembukaan Pit Marawuwung yang merusak sungai dan mengalirkan lumpur sampai menutup kawasan pesisir terumbu Likupang.
PT MSM makin arogan, bahkan menambah pasukan pengamanan.
Kejadian hari ini 18/3 ketika iringan-iringan kendaraan perusahaan dicegat warga yang kesehariannya adalah petani untuk menyampaikan pesan kepada para petinggi PT MSM/PT TTN atas tindakan pencemaran sungai yang mengalirkan lumpur ke sungai Marawuwung.
Menurut Tonny Rondonuwu anggota Asosiasi Nelayan Tradisional Sulawesi Utara
“Sampai sejauh ini, tidak ada niat baik dari managemen PT MSM/PT TTN untuk menyelesaikan semua ini”
Tonny yang juga penggiat Citizen Journalism menyatakan bahwa upaya mencari keadilan para petani dan nelayan di Likupang selalu terhenti, suara mereka bahkan tak tembus ke telinga bupati, gubernur dan para anggota DPR semua tingkatan.
“Ada apa ini? Eksploitasi tambang tanpa AMDAL tapi selalu dilindungi
Fakta hari ini, aparat arogan. Tidak cukup Sekuriti dan Pamobvit? Melawan 6 warga yang unjukrasa malah menambah pasukan dari Brimob”.
Melky Kaweke cs petani korban tidak akan berhenti menyuarakan ketidakadilan ini dan akan melakukan ini sampai camat, Bupati, Gubernur, para anggota DPR Komnas HAM; bahkan supaya pak Prabowo tahu.
Delby Wahiu SE, Camat Likupang Timur mendengar kejadian ini berjanji akan memfasilitasi tuntutan warga baik ke Bupati, DPR dan pihak perusahaan.
“Atas nama pribadi dan jabatan saya meminta maaf kepada para warga. Hal ini sudah saya dengar, sungai itu juga sudah saya lihat tapi beberapa waktu terakhir saya banyak kegiatan di Pemkab”.
Beliau berjanji akan meninjau lapangan bersama warga dan pemerintah desa sepanjang DAS Marawuwung.
( Meybi J.N )
